Pemateri:
Ustadz Imam Syafi’i, Lc., S.H.I., M.Pd
(Sekretaris Badan Wakaf dan Pengajaran di PPDU Dewan Pengawas Mualaf Center Malang)
Sabtu, 28 Mei 2022
Ketika ada seseorang yang mengeluh kepada ustadz, mengapa hidupnya terasa hampa. Kemudian ustadz bertanya bagaimana sholatnya, sedekahnya, dan ibadah wajib yang lain. Orang tersebut menjawab sekadarnya. Ustadz menjawab, Ibadah wajib, terutama sholat merupakan hak Allah. Kewajiban kita adalah memenuhi hak Allah tersebut. Ketika hubungan kita semakin dekat dengan Allah, maka semakin dekat hubungan kita dengan manusia dan makhluk lainnya. Demikian pula jika hubungan kita renggang dengan Allah, maka renggang pula hubungan kita dengan orang lain. Jika kita menunaikan hak Allah, maka Allah yang akan memjaga kita dari urusan kita, termasuk memberikan rezeki, dan kebaikan hubungan kita dengan orang lain.
50.000 tahun sebelum diciptakannya bumi, Allah sudah menuliskan takdir-takdir untuk seluruh mahluk hingga hari Kiamat. Tujuannya supaya kita tidak berputus asa terhadap apa yang terlewat di hadapan kalian dan tidak bergembira terhadap apa yang Allah berikan kepada kita. Allah tidak suka kepada orang yang sombong dan membanggakan diri.
Terkadang kita terlalu sibuk mengurusi hubungan dunia dan meninggalkan hubungan dengan Sang Khalik. Semakin dekat hubungan kita dengan Allah SWT, maka akan semakin dekat hubungan kita dengan manusia (suami istri, antar masyarakat dan kelompok tertentu). Maka marilah kita perbaiki hubungan dengan Allah maka niscaya Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan manusia.
Allah tidak menyukai seseorang yang sombong dan membanggakan diri. Apakah kegembiraan yang dilarang? Yang terlarang adalah kebanggaan yang ada unsur kesombongan atau ujub membanggakan diri sendiri, dan kegembiraan yang dibarengi dengan kemaksiatan. Kegembiraan yang boleh adalah kegembiraan atas nikmat dan rahmat Allah swt, hal tersebut adalah hal yang lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
Musibah sudah menjadi ketentuan Allah SWT yang sudah tertulis, seperti kehilangan orang yang kita cintai, terjadinya bencana alam, dan lain sebagainya. Musibah terjadi tidak lain untuk menguji seberapa besar keimanan mereka terhadap Allah SWT. Musibah yang kita dapatkan adalah ujian bagi orang yang beriman dan musibah adalah azab bagi orang yang kafir. Namun keadaan manusia dalam menanggapinya berbeda-beda tergantung tingkatan keimanan masing-masing. Sikap seorang muslim dalam menghadapi musibah sebaiknya ikhtiar dan bertawakkal hanya kepada Allah SWT. Berusaha semaksimal mungkin dan diimbangi dengan berdoa, karena tidak ada yang bisa merubah takdir kecuali doa.
Secara umum, manusia dibagi menjadi 4 maqom:
- Maqom Ketidakberdayaan: proses yang penuh dengan kecemasan, keluhan. Dimiliki oleh orang yang paling sedikit intelektual, religius dan wibawanya. Bukan lemah secara fisik, tapi lemah iman/hatinya. Tidak memiliki gairah hidup, mengadu/mengeluh tidak saat bermunajat pada Allah, tetapi berkeluh kesah kepada sesama manusia yang barangkali tidak memiliki solusi atas masalahnya. Akan lebih baik jika orang yang dikunjungi adalah orang yang memahami agama supertitles ustadz atau ustadzah atau orang lain yang memahami agama dengan baik.
- Maqom Kesabaran: baik dilakukan secara ikhlas untuk Allah maupun karena menjaga harga dirinya di hadapan manusia lain. Orang tetap berprasangka baik ketika mendapat musibah dan memohon kepada Allah supaya Allah menyingkirkan dan meringankan musibah yang menimpanya. Meskipun musibah yang dialaminya sulit dan memberatkan tetapi dia menanggung dan menahan dirinya dari perbuatan yang haram. Ada sebuah doa yang diajarkkan Rasulullah kepada umatnya, yang diajarkan Abu Salamah kepada istrinya “Ya Allah berikanlah pahala kepadaku dalam hal musibah yang aku dapatkan dan berikanlah aku ganti yang lebih baik”. Beberapa hari kemudian Abu Salamah wafat dan istrinya senantiasa berdoa seperti yang diajarkan sebelumnya. Maka Allah mengabulkan doanya, setelah masa iddah Ummu Salamah selesai, datanglah orang yang lebih baik imannya dari suaminya yang wafat, untuk meminangnya, yaitu Rasulullah SAW.
- Maqom Ridha: lebih tinggi dari pada maqom kesabaran. Ridha atas ketentuan Allah, mayakini bahwa ujian cobaan/musibah dari Allah pasti ada hikmahnya. Tidak hanya sabar, tetapi juga menerima dengan ikhlas dan tidak ada rasa kecewa di dalam hatinya.
- Maqom Syukur: lebih tinggi dari maqom kepuasan atau ridha, Melihat musibah sebagai keberkahan sehingga dia bersyukur, menyadari bahwa dengan bersyukur, Allah pasti akan melipatgandakan ganjaran atas masalah tersebut. ‘Sesungguhnya Allah sangat suka Melihat bekas nikmat Allah tampak pada hamba-Nya.’ (HR Tirmidzi, shahih).
Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin berkata:
- jika nikmat tersebut berupa harta, maka Allah sangat senang jika nikmat tersebut dimanfaatkan untuk infak dan sedekah.
- Jika nikmat tersebut berupa ilmu, maka Allah sangat senang jika ilmu tersebut diamalkan, juga didakwahkan.
- Kalau orang berpakaian menunjukkan bahwa ia orang yang fakir (tidak punya apa-apa), padahal ia mampu menunjukkan bekas nikmat Allah dałam berpakaian, maka ini tanda ia menolak dan menyembunyikan nikmat Allah tersebut.
Lawan syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah SWT. Sudah bersyukurkah kita pada hari ini? Bisa jadi hidup yang kita keluhkan ini adalah mimpi orang lain. Bolehkah mengeluh? Pada QS Al Ma’arij 19-21 tentang sifat buruk manusia, yaitu bersifat suka mengeluh dan kikir.
()إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا () إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا () وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan (harta) ia amat kikir.” (QS Al-Ma’arij: 19-21)
Solusinya dijelaskan di ayat selanjutnya 22 dan 23, untuk Mengatasi silat mengeluh dan kikir adalah dengan melaksanakan sholat. Bersyukur bukan hanya ketika semua berjalan baik-baik saja tetapi juga ketika tertimpa cobaan. Misal ketika ada orang yang mengeluh karena pekerjaan, mari mengingat bahwa banyak diluar sana yang berharap memperoleh pekerjaan.
()إِلَّا ٱلْمُصَلِّينَ() الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ
“Kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (QS Al-Ma’arij: 22-23).
8 tanda mulai berkurangnya rasa syukur dalam diri seseorang
- Mulai suka membandingkan dirinya dengan orang lain.
- Sering mengeluh.
- Sering memperhatikan kekurangan dibandingkan kemampuan diri.
- Selalu morass berjuang, bunya jasa, terbayang-bayang dengan kiprahnya sendiri.
- Melihat suatu kejadian dengan pesimis.
- Merasa lebih banyak kehilangan daripada menerima.
- Sering berlarut-larut dalam penyesalan.
- Selalu morasa kurang dari apa yang sudah diterima.
Manfaat bersyukur
- Sebab datangnya ridha Allah
- Sebab kita dijauhkan dari azab Allah
- Sebab ditambahnya nikmat
- Ganjaran di dunia dan akhirat (Allah melimpahkan rezeki baginya di dunia dan diberi keberkahan dan diberikan pula pahala di akhirat)
Cara meningkatkan rasa syukur
- Senantiasa berterima kasih pada orang lain. Orang yang tidak dapat berterima kasih kepada orang lain, tidak dapat berterima kasha pada Allah karena hatinya keras.
- Merenungkan nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan
- Berqona’ah, senantiasa merasa cukup
- Bersujud syukur
- Berdzikir, sebaik baik bersyukur adalah dengan berdzikir kepada Allah SWT